Sabtu, 10 Maret 2012
AWAL DARI CERDAS
Ide untuk membuat buletin CERDAS, diawali saat menonton berita di TV. Pada saat itu semua berita yang muncul hanya tentang politik, korupsi, bentrok, dan hal-hal lain yang negatif dan memacu emosi.
Ada pemikiran terbersit, bila baru sekali atau dua kali saja menonton berita negatif, pada awalnya risih dengan apa yang didengar dan ditonton, tapi mungkin jika sudah berkali-kali mendengar maka akan terbiasa dengan semua hal yang negatif itu dan bahayanya mungkin menganggap hal negatif adalah hal yang biasa dilakukan.
Contohnya : Jika ada seseorang yang melihat pisang berwarna merah, pada awalnya ia akan merasa aneh, namun jika Ia terus-terusan melihatnya, hal itu akan menjadi biasa saja. Apalagi jika ada orang yang membenarkan bahwa pisang itu sebenarnya merah bukan kuning, maka Ia akan mulai melupakan bahwa pisang itu kuning.
("pisang merah" ibarat dari "kejahatan/ negatif").
Jika sudah dari kecil terbiasa mendengar "pisang merah", tidak aneh jika suatu saat orang yang terbiasa tersebut akan berpikiran atau bahkan melakukan tindakan jahat yang Ia tahu dulu.
Sebaliknya, jika hal positiflah yang diberikan setiap hari, maka kebaikan akan menjadi suatu kebiasaan dan juga menjadi tindakan. Itulah yang dibutuhkan oleh negara ini, Orang-orang yang tidak ragu dan pamrih untuk berbuat hal baik. Tanpa memikirkan keuntungan pribadi semata.
Yah begitulah idealnya. Namun, hal ini tetap hanya akan menjadi pemikiran dan menguap seperti janji-janji para pejabat dan politikus jika tidak dimulai dengan suatu tindakan nyata. Tentu saja ide dan tindakan nyata itu tidak mungkin tidak diimbangi dengan resiko dan hambatan. Resiko paling kecilnya antara lain harus mau mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan materi. Hambatannya adalah memacu diri untuk mau menerima resiko, karena rasa malas dan ketidakpedulian itu amat besar pengaruhnya terhadap pemikiran kita dan perilaku kita. Intinya hambatannya adalah dari diri sendiri.
Akhirnya untuk menantang diri sendiri itulah CERDAS muncul. Mengapa berupa buletin? karena buletin berbentuk selebaran adalah sarana promosi yang paling sederhana platformnya, yaitu kertas print dan cukup efektif menjangkau lingkungan disekitar dari berbagai kalangan dan umur. Mengapa targetnya adalah warga RT 04, karena sudah 16 tahun saya tinggal di lingkungan RT 04. Sebagian besar penghuni RT saya kenal, jangkauan dekat, bisa dipantau perkembangannya dengan cepat, dan 'feedback' pun akan cepat didapat. Itu harapan saya. Selain itu, selama saya tinggal, saya merasa belum pernah berbuat sesuatu untuk lingkungan saya. Itu sedikit membuat saya malu.
Akhirnya, pada tanggal 5 Februari 2012 buletin CERDAS terbit. Walaupun dengan tema dan sasaran/ 'audience' yang masih coba-coba, dengan produksi yang masih minim, dan desain yang dibuat seminim mungkin menyesuaikan dengan 'budget' yang ada. Intinya dengan modal nekat, akhirnya satu edisi terbit. Sebenarnya, pada edisi awal ini studi pasarnya dan lain-lainnya masih percobaan, berharap setelah edisi awal keluar akan mendapat banyak 'feedback' yang akan membantu pembuatan konten edisi berikutnya.
Setidaknya walaupun tidak sempurnya, akhirnya hati terpuaskan karena melakukan sesuatu. :)
-Dita-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar